Hulaaa..!! lama tak posting tulisan, hari ini rindum :)
Ini tulisanku yang terbit di Analisa pada 14 April 2013 kemarin. Artikel tentang anak kos hehheee... Selamat membaca yaa, semoga bisa menginspirasi, hidup anak kos..!!! ^_^
Di
kota-kota besar seperti Medan, sangat banyak dijumpai anak kos dari berbagai
daerah di Sumatera Utara maupun dari daerah lain di Indonesia. Rata-rata mereka
menuntut ilmu, namun ada juga yang mengadu peruntungan dengan bekerja di kota
ini. Anak kos itu identik dengan pelajar, mahasiswa, atau orang perantauan yang
belum menikah dan menyewa sebuah kamar untuk tempat tinggalnya. Biasanya anak
kos ada yang tinggal satu rumah dengan ibu kos (induk semang), ada juga yang
tidak tinggal dengan ibu kosnya. Ada juga yang sewa rumah (meskipun sewa rumah,
tetap saja sebutannya anak kos, bukan anak sewa).
Ada banyak
hal menarik menyangkut anak kos. Beberapa di antaranya penulis simpulkan berdasarkan
gabungan pengalaman pribadi dan pengamatan terhadap para anak kos pada umunya.
1. Anak kos identik dengan persahabatan
yang kuat dengan sesama anak kos. Ini dikarenakan rasa senasib-seperantauan
yang mereka miliki. Meski mereka beda sekolah/kampus, beda asal, namun rasa
tolong-menolong mereka sangat kuat. Tak jarang hubungan persahabatan mereka
berlanjut akrab meski mereka sudah tidak satu kos lagi. Bahkan, terkadang lebih
akrab hubungan dengan teman sekos/sekamar dibanding dengan teman satu kelas.
2. Identik dengan sakit yang
berhubungan dengan lambung. Ini dikarenakan pola makan yag tidak terjaga dengan
baik. Tugas dan aktifitas yang menumpuk membuat mereka seolah-olah pemimpin
seratus tujuh puluh tujuh perusahaan hingga makan pun tak sempat. Kalaupun
makan, rata-rata anak kos lebih mementingkan perut mereka terisi dibanding
memikirkan seberapa besar fungsi makanan yang telah mereka makan. Yang penting
perut terisi, masalah sehat atau tidak sehat makanannya, itu belakangan.
3. Mie instan. Sudah menjadi kebiasaan
anak kos untuk membuat stock mie instan yang memang mudah dari segi
penyajian, enak dari segi rasa, murah dari segi harga, namun kurang dianjurkan
dari segi kesehatan.
4. Suka yang gratisan. Ini ciri khas
anak kos sekali, terutama anak kos yang berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa.
Maunya apa-apa gratis, beli sesuatu yang diskon. Biasanya kalau sedang tak ada
uang, mereka kompak pergi ke rumah salah satu teman yang tinggal dengan orang
tua agar bisa dapat makan gratis. Terdengar lucu memang, tapi ini jauh lebih
baik dari pada mencuri.
5. Jauh dari pengawasan orang tua.
Hal ini bisa dibilang positif, namun bisa juga dikatakan negatif. Banyak
anak kos yang hidupnya berantakan setelah kos. Ini karena mereka tidak terbiasa
dan tidak bisa membiasakan diri hidup tanpa orang tua/keluarga. Makan tidak
teratur, terkesan pemalas dan banyak juga yang menjadi sangat boros. Jauh dari
pengawasan orang tua juga dapat mengakibatkan anak kos mudah terbawa arus
pergaulan yang tidak baik. Dunia malam, obat-obatan, freesex, dan
hal-hal negatif lainnya. Mereka tidak sanggup me-manage hidup mereka
sendiri yang terbiasa diperhatikan orangtuanya. Namun, banyak juga orang yang
mengalami proses pendewasaan sikap saat menjalani hari sebagai anak kos.
Bagaimana tidak, sebagai anak kos, harus pandai mengatur waktu, mengatur
keuangan, memperhatikan diri-sendiri dan lingkungan sekitar. Semua itu
dilakukan sendiri. Itu sebabnya bagi orang-orang yang bijak, kos adalah salah
satu cara baginya untuk dapat belajar mengurus dirinya sendiri tanpa banyak
bantuan dari orang lain, terutama keluarga. Bahasa simpelnya sih : belajar
mandiri.
6. Kehilangan banyak waktu dengan
keluarga. Anak kos biasanya pulang kampung sebulan sekali. Itu jika jarak rumah
dan tempat kosnya tidak memakan waktu lama, semisal empat-enam jam. Namun jika
lebih dari itu, apalagi jika beda pulau, beda Negara, bisa dipastikan jadwal
pulangnya akan lebih lama lagi. Untuk yang luar pulau biasanya pulang kampung
enam bulan sekali yakni saat libur semester. Namun bagi yang beda Negara, bisa
setahun sekali. Bahkan ada yang selama masa studi tidak pernah pulang dengan
pertimbangan berbagai hal.
Jadi anak
kos itu ada enak dan tidak enaknya. Makanya, sebagai anak kos harus
pintar-pintar menyiasati agar semuanya terasa enak untuk dijalani. Berikut tips
pintar-pintar dari penulis jika kalian ingin kos.
- Pintar-pintar bergaul. Jadi anak kos harus pintar-pintar bergaul. Siapa saja boleh kita jadikan teman, namun tidak semua membawa pengaruh baik buat kita. Bahkan tak sedikit anak kos yang masa depannya hancur karena pengaruh lingkungan pertemanan. Jangan mudah memberikan kepercayaan pada seorang teman, apalagi jika baru kenal. Tetaplah bergaul dengan siapapun, namun harus tetap berhati-hati, jangan sampai terjerumus dalam dunia mereka. Ikuti sifat baiknya, abaikan sifat buruknya.
- Pintar-pintar jaga kesehatan. Banyak orang yang setelah kos berat badannya naik karena tak dapat mengontrol nafsu makannya. Banyak juga yang malah menjadi kurus karena sering lupa makan. Keduanya adalah gejala yang tidak bagus. Nafsu makan tinggi dapat memicu obesitas. Tahu sendiri kan kalau obesitas rentan oleh penyakit. Sering terlambat makan juga awal dari berbagai penyakit seperti maag, asam lambung dll. Belajarlah untuk memperhatikan kesehatan diri sendiri. Tidak hanya soal makanan, tetapi juga lingkungan tempat tinggal. Meski tak ada yang mengingatkan, bukan berarti kita boleh membiarkan kamar dalam keadaan berantakan dan jorok. Bukan juga berarti kita bebas tidur larut malam dan bangun siang hari. Kebiasaan-kebiasaan tersebut hanya akan membawa masalah bagi kesehatan kita. Ingatlah, kesehatan kita, tanggungjawab kita.
- Pintar-pintar mengatur waktu. Kos berarti bebas dari pekerjaan menyapu halaman rumah kita yang luas. Bebas dari rutinitas membantu ibu menyelesaikan pekerjaan rumah. Ah, alangkah banyak waktu kita yang tersisah karena itu. Namun pada kenyataannya, banyak anak kos yang untuk mencuci piring makannya sendiri pun ia tak sempat. Makan tak sempat, kamar berantakan karena tak ada waktu merapikan. Ini sebenarnya bukan karena kita tak memiliki waktu, namun lebih pada ketaklihaian kita mengatur waktu yang kita miliki. Pintar-pintarlah mengatur waktumu, jangan biasakan menunda-nunda pekerjaan. Percayalah, menunda-nunda pekerjaan hanya akan membuat hidupmu seperti diburu-buru pada waktu-waktu tertentu. Dan tentu, diburu itu tidak enak bukan?!
- Pintar-pintar mengatur keuangan. Baik yang sudah bekerja ataupun yang masih minta orang tua. Masalah yang mereka hadapi sama. Pada bulan-bulan muda mereka bisa terlihat sangat kaya, namun sekitar sepuluh hari setelah gajian/kiriman orang tua, mereka seperti fakir miskin yang butuh disedekahi. Tidak sedikit anak kos yang mengalami hal tersebut. Sebagai anak kos, harusnya kita bijak membelanjakan uang kita. Bila perlu, buatlah pembukuan untuk pengeluaran dan pemasukanmu tiap bulan. Selain agar kita tahu dengan jelas kemana saja uang kita belanjakan, catatan tersebut juga bisa menjadi acuan jika kita hendak memangkas anggaran belanja kita untuk tabungan. Kita bisa melihat, hal-hal mana saja dalam pengeluaran bulanan yang sebenarnya tak begitu penting untuk kita. Meski tak pernah kita harapkan akan mendapat bencana, namun tetap harus dipikirkan jika sewaktu-waktu kita sakit atau membutuhkan uang lebih hingga harus menabung dan berhemat sejak saat ini.
Begitulah,
menjadi anak kos memang harus pintar-pintar. Banyak orang-orang yang menjadi
dewasa secara sikap dan perilaku karena pengalamannya selama kos. Namun ada
juga yang hidupnya berantakan semenjak kos. Semuanya hanya masalah bagaimana
kita dapat me-manage diri kita sendiri.
***
Kamar
ke-7, 25 Mei’12
0 komentar :
Posting Komentar
komentar yg membangun yach..