Ini tulisan
sebenarnya klise sih, tentang ajakan untuk go green. Pasti udah sering baca
dung ya, J
Tapi walaupun udah
sering baca kalau nggak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ya sama aja. Itu
sebabnya walaupun ide tulisan tentang go green ini terdengar klise, aq tetep
nulisnya. Buat mengingatkan guys ^_-
Oya, tulisan ini
dimuat di Analisa 28 April 2013.
*
Go green! Apa
yang terbersit di pikiran kalian saat terlintas kata go green? Hemat
energi? Mengurangi penggunaan kantong plastik? Menggunakan produk daur ulang?
Atau memanam pohon di pekarangan rumah? Ya, secara bebas go green dapat
diartikan sebagai gaya hidup yang mempedulikan lingkungan.
Beberapa tahun
belakangan ini, konsep go green banyak didengungkan berbagai kalangan.
Hal ini bukan tanpa alasan. Lingkungan (yang dalam konsep ini adalah bumi)
tempat kita hidup, kini kian menampakkan tanda-tanda kerusakannya. Cuaca
ekstrim, bencana alam dimana-mana adalah bukti nyata, alam kian renta.
Seperti halnya siklus
hidup manusia yang mengalami fase lahir, tumbuh menjadi dewasa dan kemudian tua
lalu akhirnya meninggal, bumi juga memiliki siklus hidupnya sendiri. Tanpa
campur tangan manusia pun bumi akan tetap menua dan memiliki kemungkinan untuk
rusak. Namun dalam kenyataannya, perilaku manusia justru menyebabkan kerusakan
tersebut datang lebih awal. Bumi mengalami kerusakan dini, dan ini lebih
mengerikan dibanding isu penuaan dini di kalangan perempuan.
Sebagai warga bumi, kita
memiliki tanggung jawab untuk mencegah kerusakan tersebut. Bukan hanya kerena
kita memiliki andil besar dalam kerusakan yang dialami bumi, tetapi juga karena
bumi adalah tempat kita hidup. Selain itu, juga karena kita adalah generasi
muda, generasi yang diharapkan dapat berbuat lebih baik dan lebih bijak dari
generasi sebelumnya.
Seringkali kita merasa
sudah menajadi warga bumi yang peduli. Tak jarang kita pun ikut menghibau
orang-orang di sekeliling kita untuk menerapkan konsep go green. Namun
banyak dari kita yang sebenarnya tidak begitu paham dengan konsep go green
itu sendiri. Banyak dari kita yang – baik disadari atau tidak – memiliki
kebiasaan yang justru semakin memicu kerusakan bumi. Berikut ini beberapa
kebiasaan kita yang merusak bumi :
1. Menggunakan
handphone lebih dari satu. Memiliki handphone lebih dari satu
bukanlah hal aneh pada saat ini. Sering kita jumpai orang yang memiliki dua,
tiga bahkan empaT handphone sekaligus. Meski saat ini banyak jenis handphone
dengan dua kartu, tetap saja konsumsi orang akan handphone makin
meningkat. Kaum muda, tua, anak-anak, orang kota, orang desa, semua menggunakan
handphone. Selain pemborosan uang (untuk membeli pulsa beberapa kartu
sekaligus), radiasi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, penggunaan handphone
juga meningkatkan pemborosan energi.
2. Bepergian
menggunakan kendaraan pribadi. Mungkin kita berpikir bahwa kendaraan tersebut
adalah kendaraan milik pribadi hingga terserah kita akan kita gunakan kemana
saja. Atau kita berpikir bahwa kita sanggup membeli BBM seberapapun harganya.
Ini pemikiran yang keliru, sebab seberapapun uang kita tak akan berguna jika
barang yang hendak kita beli tidak ada. Jika persediaan BBM habis, uang kita
tak akan lagi berharga. Biasakanlah memaksimalkan penggunaan kendaraan pribadi.
Jika memungkinkan untuk nebeng/numpang ke teman, kenapa tidak. Selain
hemat energy, juga hemat biaya.
3. Terlalu
mengikuti tren. Memiliki handphone lebih dari satu, tren. Menggunakan
kendaraan pribadi, juga tren-tren lain, disadari atau tidak adalah salah satu
kebiasaan yang tidak baik untuk kelangsungan bumi.
Segala tindakan apapun bentuknya, selagi didasari niat dan tujuan untuk
kebaikan bersama, sangatlah pantas untuk diapresiasi. Bumi kian tua. Saatnya
yang muda yang bertindak nyata, untuk bumi kita bersama. Let’s go green!
0 komentar :
Posting Komentar
komentar yg membangun yach..