Nah, kalau yang ini juga dimuat di Analisa 06 Januari 2013, di rubrik yang sama dengan tulisanku yang berjudul KOMITMEN. Seneng rasanya kalau beberapa tulisan kita dimuat sekaligus dalam satu rubrik :)
KATA-KATA
Tak
berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa kata-kata lebih tajam dari pada
pedang. Sekilas, kata-kata memang hanya sebuah kata-kata, hanya kumpulan
huruf-huruf yang dirangkai sedemikian rupa. Namun sebenarnya, kata-kata adalah
serangkaian huruf yang memiliki makna. Sedangkan reaksi tiap orang terhadap
kata-kata berbeda-beda. Tergantung pada situasi, kondisi dan cara pandang
seseorang yang mendengar kata-kata tersebut. Kata-kata dapat menjadikan
seseorang sedih, sakit hati, putus asa, kecewa, marah, kesal dan perasaan tak
mengenakkan lainnya. Selain itu, kata-kata juga dapat membuat orang yang
mendengar/membacanya menjadi semangat, bahagia, menangis haru, berbunga-bunga
dan tertawa senang. Tak jarang kata-kata juga membuat kita bingung akan
maksudnya.
Terkadang,
sebuah kata dapat membawa dampak yang sangat besar terhadap seseorang, namun
terkadang juga tak membawa dampak apa-apa. Ia bisa membawa dampak psikologis
yang lebih besar dibanding makna dari kata itu sendiri. Misalnya saja kata
skripsi. Secara bebas, skripsi adalah sebuah karya tulis yang ditulis mahasiswa
ketika hendak menyelesaikan pendidikan S1 nya. Namun, reaksi maupun dampak yang
terjadi tiap orang ketika mendengar kata itu sangat beragam. Ada yang jadi
panas dingin karena skripsinya hingga kini belum juga kelar dan dosen yang
banyak maunya. Ada yang merasa tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan
cepat. Ada juga yang biasa-biasa saja.
Kata-kata
sangat sakti. Ia bisa menghancurkan namun juga dapat juga menjadi juru
pendamai. Sebuah persahabatan yang telah terjalin lama dapat hancur seketika
hanya karena kata-kata. Karena salah satu dari mereka mengucapkan kata-kata
yang membuat sahabatnya tidak senang. Seorang anak yang gugup tak karuan saat
hendak tampil dalam pertunjukkan tiba-tiba menjadi semangat karena sang ibu
mengucapkan kalimat yang membuatnya semangat. Pasangan suami istri yang
bertengkar dan memutuskan hendak bercerai, dapat kembali harmonis karena mereka
merespon baik kata-kata (nasehat) yang dilontarkan orang-orang sekitar.
Begitulah
kata-kata, ia bisa menjadi bencana jika tak diucapkan dengan baik dan pada
tempatnya. Jadi, mulai sekarang, berhati-hatilah jika hendak berkata-kata.
Jangan sampai kata-kata kita membuat orang lain sakit hati dan marah pada kita.
***
Kamar ke-7, 01 Apr’12
Penulis
berdomisili di Medan, menulis cerpen,
puisi, novel dan cerita anak. Tulisannya dimuat di beberapa surat kabar di kota
Medan.
0 komentar :
Posting Komentar
komentar yg membangun yach..