Ini tulisan pertamaku yang dimuat di media di tahun 2013. Dimuat di harian Analisa edisi Minggu, 06 Januari 2013. Silahkan dibaca ^_^
Dalam
berbagai hal, kita selalu dituntut untuk berkomitmen. Entah itu dalam suatu
hubungan ataupun dalam dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Seberapa besar
komitmen kita inilah yang akan berpengaruh besar terhadap hasil akhir dari apa
yang kita lakukan.
Saking
besarnya peran sebuah komitmen, seringkali kata ‘komitmen’ disebut-sebut,
dibicarakan. Ketika dua orang muda-mudi menjalin hubungan asmara, mereka akan
membicarakan komitmen. Sebuah tim dalam sebuah kegiatan, mereka juga akan
membicarakan komitmen mereka terhadap kepentingan dan tujuan tim. Perusahaan
yang hendak melakukan kerja sama, sebelum perjanjian kerja sama ditandangani,
terlebih dahulu mereka memperbincangkan komitmen masing-masing. Tidak hanya
dengan dalam urusan yang berhubungan dengan pihak lain, dengan diri sendiri pun
kita harus tetap menjalakan komitmen yang telah kita buat sendiri. Ketika
seseorang memiliki sebuah tujuan besar yang ingin dirinya capai, sejak saat
itu, dirinya harus memiliki komitmen terhadap diri sendiri untuk mewujudkannya.
Namun,
meskipun tiap orang sepertinya mengenal kata komitmen dan sering
membicarakannya, banyak sekali yang dalam prakteknya tidak paham atau tidak
mampu menjalankan komitmen awal yang telah disepakati. Alhasil, tujuan awal pun
tak tercapai. Yang lebih parahnya, hubungan dengan pihak lain (yang telah
menyepakati adanya komitmen bersama) jadi memburuk. Bahkan ada yang sampai
bermusuhan karena salah satu pihak melanggar komitmen yang telah dibuat di
antara mereka.
Menjalankan
komitmen memang tak semudah mengatakan “ya” atau “tidak” seperti saat awal
komitmen dibuat. Dibutuhkan keteguhan hati sekuat baja agar komitmen yang
sedari awal kita buat tidak goyah terhadap berbagai kondisi yang kita alami.
Karena memang dalam perjalanannnya, banyak sekali godaan dan hal-hal tak
terduga yang memaksa kita untuk melanggar komitmen yang telah kita buat dan
kita sepakati sendiri.
Beberapa
komitmen yang sering kali kita langgar seperti di bawah ini :
- Komitmen Terhadap Waktu
Di awal kita berkomitmen untuk menghargai waktu, disiplin.
Namun pada praktekya masih jauh panggang dari api. Contoh kecil saat kita
menghadiri suatu acara. Di undangan jam delapan, mulainya jam sembilan. Janji
ketemuan jam satu siang, kita datangnya jam tiga sore. Waktu adalah hal paling
penting dalam kehidupan tiap orang. Namun, banyak sekali yang tidak menyadari
hal itu. Meski pepatah “Lakukan apa yang bisa yang bisa kamu lakukan hari ini”
sering kita dengar. Tak serta merta kita menjadi orang yang memanfaatkan waktu
yang dimilikinya dengan baik. Justru sebaliknya, banyak sekali dari kita yang
membuang-buang waktunya dengan melakukan hal-hal yang tidak jelas manfaatnya.
Selalu kita mengatakan “Ah, nanti dulu lah”, “Santai saja dulu, kan masih
banyak waktu”, “Sebentar saja bisanya itu dikerjakan, sekarang have fun
dulu”. Meluangkan waktu untuk bersantai itu memang perlu. Bagaiamana pun tubuh
dan pikiran kita perlu refreshing, namun hal itu tidak bisa dijadikan alas an
untuk kita menunda-nunda pekerjaan. Alangkah lebih baik jika kita kerjakan dulu
pekerjaan tersebut, baru waktu yang tersisah kita gunakan untuk santai. Itu
lebih baik daripada kita bersantai-santai di awal namun akhirnya terburu-buru
hingga pekerjaan kita tidak maksimal.
Kita selalu memberi toleransi waktu terhadap orang lain dan
diri sendiri. Padahal, waktu adalah hal yang tidak bisa ditoleransi. Yang telah
lalu tidak bisa kita ulang, yang akan datang tidak bisa kita percepat barang
sedetikpun.
- Komitmen terhadap uang
Uang juga hal yang penting dalam kehidupan, meski bukan yang
paling penting. Banyak orang yang keuangannya amburadul karena komitmen yang
salah terhadang benda tersebut. Uang memang bisa dicari, tapi jangan sampai
pemikiran tersebut justru menimbulkan bencana terhadap kehidupan kita. Ada
orang yang berkomitmen untuk mencari uang sebanyak-banyaknya semasa ia hidup
hingga harus mengorbankan hal peting dalam hidupnya, waktunya bersama keluarga
misalnya. Ada juga yang selalu haus untuk membelanjakan uangnya dan selalu
merasa kekurangan. Padahal, hal-hal yang ia beli belum tentu ia butuhkan.
Komitmen untuk mengatur dan membelanjakan uang yang kita miliki dengan bijak
sangat berpengaruh dalam kualitas kebahagiaan yang kita capai. Terlalu pelit
akan membuat kita dijauhi orang, terlalu boros juga tidak baik.
- Komitmen terhadap tujuan
Komitmen terhadap tujuan inilah yang menuntut kita untuk
berkomitmen terhadap hal-hal lain seperti dua hal di atas. Baik itu tujuan kita
sendiri, maupun tujuan kita bersama orang lain. Adanya tujuan dalam hidup
menuntut kita untuk membuat komitmen terhadap hal-hal yang mendukung
tercapainya tujuan kita. Missal, kita memiliki tujuan untuk mendapat rangking
satu pada semester ini. Nah, untuk mencapai tujuan itu kita harus memiliki
komitmen yang kuat terhadap waktu. Mengerjakan tugas tepat waktu, belajar tepat
waktu, masuk kelas tepat waktu. Kita juga harus berkomitmen menjaga kesehatan
karena jika kita sakit, tujuan kita untuk menjadi juara juga akan terganggu.
Artinya, kita juga harus komitmen makan tepat waktu, tidur dan bangun tepat
waktu, juga komitmen untuk membelanjakan uang kita untuk makanan sehat.
Komitmen terhadap tujuan kita akan mempengaruhi komitmen kita terhadap hal lain
lain mendukung tercapainya tujuan kita.
Dalam sebuah hubungan baik itu asmara, pertemanan,organisasi
maupun dalam perusahaan, komitmen terhadap tujuan bersama sangat dibutuhkan.
Besarnya rasa tanggung jawab terhadap komitmen bersama yang dimiliki tiap pihak
akan mempengaruhi sifat dan sikap mereka dalam bertindak. Tidak jarang,
seseorang harus mengesampingkan kepentingan dan ego pribadinya demi tercapainya
tujuan bersama.
- Komitmen terhadap diri sendiri.
Komitmen paling penting sekaligus paling mendasar adalah
komitmen terhadap diri sendiri. Komitmen terhadap diri sendiri bukan berarti
kita hanya berkomitmen terhadap hal-hal yang menyangkut tujuan diri kita
sendiri saja. Namun lebih luas dari itu. Teguh memegang komitmen terhadap diri
sendiri artinya, kita berkomitmen terhadap komitmen yang kita buat baik itu
untuk tujuan bersama maupun tujuan pribadi. Karena saat kita menyatakan kita
setuju terhadap komitmen bersama, itu artinya diri kita sendiri menyetujuinya.
Komitmen
tidak hanya tentang empat hal di atas. Namun yang pasti, berkomitmenlah
terhadap hal-hal yang bernilai positif agar hasilnya pun positif. Banyak sekali
orang yang justru komitmen terhadap hal-hal yang menghambat kemajuannya.
Komitmen untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya hingga tak peduli orang
lain menderita. Komitmen untuk sukses tanpa peduli apakah jalannya untuk sukses
sudah benar atau belum. Bahkan ada yang komitmen terhadap ke-takkomitmen-annya
terhadap komitmen yang telah dibuat. Selalu dengan mudah mengatakn “ya” namun
selalu ingkar. Ini merupakan contoh komitmen yang bernilai negatif.
Ketika
kita menyatakan siap untuk berkomitmen, itu artinya kita siap menanggung segala
resiko dan rintangan yang ditimbulkan demi tercapainya tujuan kita. Orang-orang
yang sukses adalah orang yang fokus dan memiliki komitmen tinggi terhadap apa
yang menjadi tujuannya. Selamat berkomitmen!
***
Kamar
ke-7, 01 Juni’12
*penulis adalah anggota KoPer Indie (Komunitas
Perempuan Indie) dan Sheilagank Sumut. Menulis fiksi dan nonfiksi di berbagai
media. Email : quelle_idee@ymail.com
0 komentar :
Posting Komentar
komentar yg membangun yach..