Rindu, Rindu, Rindu

-->
Ehem..ehem.. ceritanya ketiga puisi ini tercipta waktu lagi demam asmara dengan seorang pria yang kuberi nama Mr. Cappuccino. Sekarang sih udah nggak ama dia lagi. Tapi, kalau seandainya dia baca puisi ini n tau kalau puisi ini terinspirasi darinya, kira-kira apa tanggapannya ya heheee...

RINDU /I/
Lalu kemana kubawa rindu?
Jika malam-malammu terperangkap lampu-lampu jalan
Sementara aku mendekam dalam sudut pekat.
Melarat.
 Medan, 16 Jan’11

RINDU /II/
Lantun rindu ini, tlah lama coba meredamnya dengan menjauhi malam
Dengan harap senandungnya tak lagi terdengar
Tapi aku keliru
Hati merindu tak kenal waktu
Tak peduli siang pun malam.
Rumah, 17 Jan’11

RINDU /III/
Gelatik berteman sepi
Rindu suaranya kau nikmati lagi
Di pematang sawah yang bulir-bulir padinya adalah untaian do’a
Termangu
Bilakah waktu berpihak?
Ingin rasanya merekam tiap jejakmu
Jika sepi bertandang, kan ku ikuti jejak itu
Lalu menghadiahimu oleh-oleh rindu.
Medan, 20 Jan’11

NB : dimuat di Analisa, rabu, 06 Juni 2012
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com