Ada yang tak biasa dengan segelas teh yang kunikmati malam
ini. Mungkin terkait saat membuatnya tadi. Tadi, saat tengah mengaduk gula
dalam gelas tersebut, sebuah suara anak kecil di samping rumah berteriak seolah
menyadarkanku dari lamunan.
“Ayaaaaahh…!!!”
Begitu teriakannya. Renyah. Menunjukkan keceriaan anak-anak.
Dan sukses membuatku terseret jauh ke masa saat kau masih ada. Masa-masa saat
meminum teh dari gelas yang dibuatkan Emak untukmu adalah sebuah kegiatan yang
menyenangkan buatku. Hanya aku yang melakukannya. Tidak Emak. Tidak juga
anak-anakmu yang lain. Hanya aku yang melakukannya : meminum teh dari gelas
yang disediakan untukmu.
Tidak banyak anak yang melakukan itu pada ayah mereka.
Sebagian malah berpendapat itu kurang sopan. Tapi Kau tidak pernah memarahiku
karena hal itu. Emak juga tidak pernah melarang. Abang-abang juga tidak. Dan
aku pun terus melakukannya. Bukan karena tidak sopan, tapi karena ada
kebahagiaan tersendiri kala meminumnya dari gelasmu. Seperti tengah meneguk teh kasih sayang yang tercurah dari segelas hati seorang ayah.
Gelas teh ku sudah kosong. Tapi malam ini aku masih saja
ingin minum teh, dari gelas yang disediakan untukmu, Ayah.
Salam rindu, bocahmu - iah –
Rumah Nebula, 14 Juni 2014
0 komentar :
Posting Komentar
komentar yg membangun yach..