Minggu, 11 Nopember 2012



Muara rinduku, apa kabar kau di sana? Masihkah rindu menyekapmu dalam ruang tak bertepi? Atau kau memilih membuangnya seperti yang sudah-sudah. Tak apa. Aku tak marah kau membuangnya. Karena aku percaya, sesering apa kau membuangnya, sesering itu rindu kembali datang dan mengetuk-ketuk pintu hatimu tanpa ampun. Siapa yang tahan diperlakukan rindu sedemikian rupa? Tidak kau. Tidak juga aku. Aku berani mengatakan ini karena kau juga terlalu sering mengungkapkannya. Kemarin kau bilang telah membuang rindu kita. Lalu tadi malam kau kembali menyapa karena desakan rindu. Aku pun demikian. Berpura-pura tak merindukanmu padahal sungguh rindu ini tak tertahankan. Alahai.. kita dipermainkan rindu. Kita menjadi orang yang tak konsisten dengan kata-kata yang kita ucapkan sendiri dengan kesadaran penuh dan mengingkarinya beberapa saat kemudian. Muara rinduku, rindu mempermainkan kita. Kita sama-sama tau itu namun sama-sama tak pernah berniat untuk benar-benar membuangnya.
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com