PILIHAN

“ Hidup itu pilihan ”
Ah aku benci sekali jawaban itu. Tiap aku menegurnya karena terlalu lena dengan kegiatannya di sanggar teater ia selalu menjawab demikian.
“ Ia aku tahu. Tapi bukan berarti kamu terus mengabaikan kuliahmu. Coba ingat sudah berapa kali kamu bolos kuliah? Sering Yan, waktu mid semester lagi! “
“ Kemarin aku harus mentas “
“ Hhh…” aku resah. Kiyana adalah satu-satunya teman sekampungku di kelas ini. Kami satu kos. Dikampung rumah kami bersebelahan, di Sei Kepayang, Tanjung Balai. Sudah 3 bulan ini Kiyana jarang masuk kuliah. Tepatnya sejak ia memutuskan untuk bergabung dengan sanggar teater di kampus kami.
Awalnya aku mendukung keputusannya. Paling tidak dia bisa belajar berorganisasi selain mengasah bakatnya di bidang seni lakon. Tapi setelah melihatnya mulai tak peduli dengan kuliahnya aku jadi khawatir. Ia mulai tak merespon jika ku ajak berdiskusi tentang mata kuliah kami atau jika ku ajak ke perpustakaan untuk mencari bahan dari tugas-tugas kami yang menumpuk. Di kampus ia menjadi sosok sahabatku yang tak betah berlama-lama mengikuti perkuliahan. Puncaknya hari ini. Hari ini tiga mata kuliah kesemuanya mid semester. Berulangkali aku meng-sms dan menelfonnya. Tak sekalipun dia membalas atau mengangkat telfonku. Aku pusing dibuatnya. Tiap ku tegur pasti jawabannya itu-itu saja. Hari ini lebih parah, dia meninggalkanku begitu saja ketika aku komplain tentang telpon dan sms ku yang tak diresponnya. Huh…
***
Adzan subuh membangunkanku dari selimut dingin. Dengan malas dan kantuk yang masih tinggi aku berjalan ke kamar mandi hendak berwudhu. Dingir air membelalakkan mataku. Kantukku lenyap. Selepas berwudhu aku terbengong mendapati tempat tidur Kiyana masih kosong. Ah..ternyata anak itu tak pulang semalam. Apalagi yang diperbuatnya? Tak mungkin menginap di sanggar. Bisa di usir satpam kampus dia. Apa dia marah padaku hingga memutuskan untuk tak pulang saja. Atau jangan-jangan terjadi sesuatu padanya. Aku semakin galau. Pikiranku melayang entah kemana. Sholatku tak khusyuk.
“Aku juga ikut organisasi. Tapi apa kamu lihat aku pernah bolos kuliah hanya untuk urusan sepeleh seperti itu? Tidak kan? Kamu boleh bolos kuliah demi sanggar teatermu itu, tapi kamu juga harus bijak mengukur kadar kepentingan dari pilihan yang telah kamu pilih Yan!” aku berkata panjang lebar saat Kiyana memberi alasan tentang ketakpulangannya tadi malam.
“Aku baik-baik saja kan? Kenapa harus diributkan??”
“Hhh…” aku hanya bisa menarik nafas panjang dan berat mendengar ucapannya.
“Entahlah Yan! Maaf kalau aku terlalu berlebihan. Di satu sisi aku salut tekadmu untuk berakting se-natural-naturalnya hingga rela tidur di emperan toko layaknya gelandangan demi menghayati peranmu. Tapi di sisi lain kamu juga harus memperhatikan posisimu. Kamu melakukannya seorang diri! Ok jika tadi malam kamu selamat tanpa diganggu para preman. Tapi besok siapa yang tahu? Belum lagi masalah kesehatan. Angin malam nggak sehat Yan ke tubuh!” akhirnya kalimat itu yang keluar
“Thanks kamu udah care sama aku. Aku hanya berusaha menemukan diriku. Mungkin di jalanan, mungkin di theater. Aku tak tau”
Dan begitulah selalu percakapan kami. Kadang memanas kala tanpa kusadari aku terlalu mencampuri urusannya. Tapi kadang juga mendingin kala kami berada di titik kejernihan pikiran yang tetap saja tak mempengaruhi keputusan Kiyana untuk mendalami teater. Sebenarnya tak ada yang salah dengan keputusan yang ia ambil. Hanya saja aku merasa ia masih harus belajar menentukan skala prioritas antara studi dan hobbynya itu. Apalagi, ada setitik tanggung jawab yang harus kami pertanggungjawabkan di depan orang tua kami. Ini sebenarnya yang amat kukhawatirkan. Belum apa-apa aku sudah membayangkan wajah sedih orag tua Kiyana jika mendapati anaknya yang belum juga diwisuda padahal sudah lebih empat tahun kuliah. Atau mungkin bahkan tidak diwisudah sama sekali karena DO. Oh Tuhan! Terlalu jauhkah aku berpikir?
Lambat laun, sepertinya aku mulai terbiasa dengan aktivitas Kiyana yang makin padat. Kami bertemu hanya jika di kos saja. Itupun dengan intensitas rendah. Apalagi aku juga sibuk dengan organisasiku dalam bidang kepenulisan, hingga tak terasa kami sudah duduk di semester 6. Aku bersyukur dengan IP yang kudapat satu setengah bulan lalu. Lumayanlah, aku masih bisa membawa 21 SKS. Tapi Kiyana! 18 SKS pun tak dapat diperolehnya. Padahal dulu paling rendah ia bisa membawa 21 SKS. Aku cukup prihatin, tapi sepertinya ia biasa-biasa saja. Mungkin ia sudah memperkirakan sebelumnya.
“ Rin…!” pekik Kiyana ditelingaku sembari memelukku erat
“Hey.. ada apa!” aku sedikit membentak karena kaget
“Aku bahagia sekali hari ini. Kau tahu kenapa?” Kiyana berkata sambil matanya menatapku gembira.
“Mmm… pasti seniormu memuji aktingmu, iyakan!” tebakku
Kiyana tersenyum misterius.
“Bukan hanya memuji saja. Tapi ada kabar yang lebih menggembirakan selain itu”
“Apa?”
Ia diam sejenak. Membuatku tak sabar.
“Apa?” ulangku
“Minggu depan aku berangkat ke Padang dan bergabung dengan anak-anak teater di sana. Mungkin setelah itu akan ke Jogja” bebernya
“Wah…berita bagus. Selamat ya Yan!” aku memeluknya erat dan tulus.
“Pulangnya jangan lupa bawa jam gadang buatku ya” candaku.
“Eh tapi ngomong-ngomong berapa lama kau di sana?”
“ Dua bulan. Mungkin lebih”
Teg! Aku terdiam mendengarnya. Kiyana sepertinya tahu isi kepalaku. Buru-buru ia berkata :
“Sabtu ini aku akan pulang ke Tanjug Balai. Akan kuceritakan pada keluargaku semuanya. Juga tentang nasib kuliahku. Aku tau ini bukan pilihan yang bijak. Dan aku tau mereka pasti akan kecewa. Tapi aku yakin mereka akan memahamiku walau mungkin tidak sekarang. Teater adalah jiwaku Rin! Dan kampus ini hanyalah jalan bagiku untuk mendapatkannya. Haruskah ku terus melangkah di jalan ini padahal apa yang kuinginkan sudah kudapat dan menawarkan jalan lain?”
Aku masih saja diam. Berdoa’a semoga keluarga Kiyana dapat menerima keputusannya. Karena memang, tak ada yang salah dengan pilihannya.
Kamar ke-6, Maret ‘09

NB : dimuat di Medan Bisnis
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com