DIAN DI TENGAH KEGELAPAN

Malam dingin. Aku bak cacing kepanasan dalam ruangan sempit ini. hawa dingin di luar sana tak mampu menyerapnya. Otakku mandek. Tak tahu hendak menulis apalagi. Ah inilah susahnya jadi penulis yang hanya mengandalkan mood. Alhasil keuangan juga tergantung dengan mood. Aku bisu. Mengingat-ingat kembali beberapa buah tulisanku yang telah terbit dan belum kuambil honornya.
Hmm… honor tulisanku selama beberapa bulan ternyata belum cukup untuk melunasi uang kuliahku. Baru setengahnya. Aduh…aku harus cari kemana sisahnya?!! Tak mungkin minta orang tua sebab tanpa kuminta pun mereka sudah kesulitan. Apalagi sejak ayahku sakit-sakitan dan harus dioperasi sebulan yang lewat. Sejak itu aku tak pernah minta uang. Kalaupun pulang itu semata-mata hanya untuk melihat kondisi ayah.
“Ayolah Dian…keluarkan ide gilamu! Kau sedang terdesak sekarang. Uang itu harus ada!” aku berkata sendiri. Sejenak terbersit di pikiranku untuk menjulal HP pemberian abangku. Kupandangi HP berchasing hitam yang tergeletak di dekat bantal. HP itu memang termasuk tipe tinggi. Kemarin kulihat bon pembeliannya. Dua juta rupiah. Angka yang sangat banyak bagiku hanya untuk membeli sebuah HP. Mungkin kalau bukan karena abangku berstyle tinggi, takkan mungkin aku bisa memiliki HP itu. Setahun yang lewat saat ia membelikannya untukku, penghasilannya sebagai pengusaha Roti memang memungkinkan untuk membeli barang semahal itu.
Kupandangi lagi HP itu. Tak ada ide lain. Menjual HP itu adalah satu-satunya jalan keluar bagi kesulitanku. Yah…satu-satunya jalan. Tapi…itukan hadiah dari orang! Haruskah aku menjualnya? Lagi pula, walaupun harga belinya mahal pasti harga jualnya anjlok. Seketika aku bimbang, tak rela jka harus menjual murah pemberian abangku. Hhh…
Sudah pukul dua dini hari. Aku belum menulis sebarispun tulisan untuk kukirim ke media. Pikiranku bercabang karena besok adalah hari terakhir aku harus membayar uang kuliah. Jika tidak maka aku tak bisa mengikuti Program Pengalaman Lapangan. Itu sama saja dengan memperlama waktuku kuliah dan menambah biaya yang harus kukeluarkan. Sementara aku ingin cepat-cepat menyelesaikan studiku dan bekerja. Aku semakin dilema, tapi aku harus memutuskan. Yap… HP itu memang harus kujual. Besok.
Keputusan telah kuambil. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 02.25 WIB. Kumatikan lampu dan bergegas tidur setelah sebelumnya kuelus-elus dulu HP kesayanganku itu.
*
Adzan subuh memaksaku untuk bangun meski sebenarnya aku masih mengantuk. Kulihat HP ku, barangkali ada SMS atau Missed Call dari beberapa sahabatku yang kemarin kumintai tolong. Sebenarnya kemarin aku telah menemui beberapa sahabat yang kira-kira bisa kupinjam uangnya. Tapi mereka juga sedang banyak pengeluaran hingga tak bisa membantu. Aku mencoba paham meski juga tetap berharap walau mungkin sia-sia. Benar. Tak kulihat apa-apa di layar HP ku. Kutarik nafas dan bergegas ke kamar mandi. Berwudhu.
Jam sepuluh aku bergegas pergi ke toko HP di pusat perbelanjaan yag ada di Aksara. Jam segini pasti pertokoan masih sunyi. Tak apa. Aku sengaja cepat-cepat agar nanti setelah menjual HP ini bisa langsung ke Bank terdekat untuk membayar uang kuliah.
Aku sedikit kecewa ketika mendatangi tokoh pertama, pasalnya mereka menawar di bawah satu juta. Murah sekali. Aku tak mau. Setidaknya aku akan menjual HP ini dengan harga di atas satu juta. Tokoh kedua…lewat. Tokoh ke tiga, empat..
Drettt…
HP ku bergetar. Dari Wilma, teman kuliahku.
“Hallo ada apa Wil?”
“Hallo Dian lagi dimana? Udah bayar uang kuliah”
“Belum. Lagi di Counter HP nih di Aksara. Ada apa?” aku mengulang pertanyaanku
“Mmm…ini. Ee..tadi malam Erna cerita sama aku masalah kamu. Kalau kamu nggak keberatan, aku bisa minjemin kamu uang yang kamu perlukan”
“Yang bener Wil?” aku kegirangan namun masih tak percaya.
“Iya…pokonya aku tunggu kamu di Bank tempat kita biasa bayar uang kuliah. Sekarang ya”
“Oke..oke aku pasti kesana. Thanks ya Wil”
Klik. Telepon terputus. Aku segera berlari menuju tempat Wilma menungguku. Thanks God! Ucapku dalam hati dengan berbinar.
*
Sampai di Bank.
Kulihat Wilma tengah antri di deretan depan.
“Wil!” panggilku
“Hey…mana KTM mu?”
“Untuk apa?”
“Biar aku sekalian yang bayar, dari pada kamu antri lama. Panjang banget tuh. Lagian dibolein kok kalau cuma satu yang nitip” aku mengangguk setuju. Tak berapa lama Wilma selesai. Aku segera menghampirinya.
“Kau tau, seandainya tidak ada kau mungkin aku sudah menjual HP ku” aku membuka percakapan. Wilma diam.
“Entah kenapa, beberapa bulan terakhir, hidup yang kujalani kian hari terasa kian berat saja” aku mulai curhat. Wilma menatapku, kemudian bercerita
“Kau tau, aku hampir saja tidak bisa ikut Program Pengalaman Lapangan karena lebih memilih menghadiri undangan pelatihan Pers kampus di Padang ketimbang ikut tes dan ujian semester. Sebelum berangkat aku benar-benar dilema. Mana yang harus kupilih. Akhirnya aku memutuskan ke Padang dengan niat ikut ujian susulan bagaimanapun caranya. Pulang dari Padang aku pontang-panting menemui dosen-dosenku untuk ujian susulan dan ikut tes. Lumayan melelahkan, tapi kamu lihat sendirikan, aku bisa ikut tes dan ujian susulan itu. Kamu mengerti mengerti maksud ceritaku?” aku mengerutkan kening.
“Aku hanya ingin bilang kalau kita yang menentukan bagaimana hidup kita. Ketika kita mengatakan itu sulit, maka semuanya menjadi sulit. Namun jika kita mengatakan bahwa kita bisa, maka sesulit apapun hidup itu, kita akan bisa melewatinya. Semua tergantung niat awal kita brur”. Wow aku hampir tak percaya mendengar ucapan bijak Wilma. Semangatku kembali muncul karenanya.
“Thanks banget ya friend! Hari ini, kau telah membuatku dapat bernafas lebih lega dari biasanya” ucapku sambil memeluknya erat.
“Bukankah itu gunanya teman?!” Wilma berargumen. Aku mengangguk setuju. Sesaat terbayang jumlah uang yang kupinjam dari Wilma.Lima ratus ribu? Banyak sekali! Tapi entah kenapa, aku merasa tak terbebani olehnya.
(To : Wilma M Sinaga “Thanks udah jadi teman yang membuatku bisa bernafas lebih lega”)
***
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com