dimuat di harian Analisa, Rabu 04 April 2012
KAU BOLEH MENANGIS MALAM INI /I/
Sungguh,
ada letikan bara luka di hatiku kala melihat matamu redup
Melihat
tangis yang tak tumpah
Melihat
senyum yang terpaksa
Bilakah
kau tumpahkan segalanya malam ini?
Janjiku,
tak akan kubiarkan ia tumpah sia-sia
Tapi kau
tetap bersikeras menahannya
Bersikeras
menghadirkan tawa yang kutahu hanya menambah luka di hatimu
Ah, bahkan
untuk kelihatan rapuh pun kau masih enggan
Padahal
besi yang sebegitu kuat pun akan mengalami kerapuhan
Lalu
kenapa kau enggan?
Aku masih
melihat mendung di matamu malam ini
Kau yang
selama ini merajut cerita dan mimpi bersamaku
Kau yang
selama ini menikmati getir nestapa bersamaku
Kenapa
malam ini kau begitu angkuh untuk membagi duka?
Adakah
bahuku tak senyaman dulu untuk kau jadikan tempat bersandar?
Sungguh,
ada letikan bara luka di hatiku kala melihat matamu redup
Kawan, kau
boleh menangis malam ini.
Kamar ke-7, 13 Mar’12
KAU BOLEH MENANGIS MALAM INI /II/
Kau boleh
menangis malam ini
Tak perlu
enggan atau takut kularang
Tak perlu
malu atau khawatir akan kutinggalkan
Tak perlu
memalingkan wajah dari sinar rembulan untuk sembunyikan air mata
Tak perlu
memaksakan tawa tuk sembunyikan lara
Kawan, kau
boleh menangis malam ini
Tapi
berjanjilah, esok kau akan kembali bersinar.
Kamar ke-7, 13 Mar’12
KAU BOLEH MENANGIS MALAM INI /III/
Jikalah
malam ini kita dikunjungi duka
Bukanlah
sebuah dosa untuk meneteskan air mata
Bukanlah
sebuah dosa untuk menangis seperlunya
Bukan pula
sebuah dosa jika kau tumpahkan tangismu padaku
Jikalah
malam ini kita dikunjungi duka
Bukan
berarti setelahnya kita tak berhak bahagia
Bukan
berarti setelahnya kita tak boleh tertawa
Jikalah
malam ini kita dikunjungi duka
Bahagialah
karena ini menempah kita menjadi dewasa
Bahagialah
karena setelahnya pasti ada tawa kemenangan untuk kita
Bahagialah
karena Dia menyayangi kita
Jikalah
malam ini kita dikunjungi duka
Kau boleh
menangis malam ini, kawan
Seperlunya.
Kamar ke-7, 13 Mar’12
KAU BOLEH MENANGIS MALAM INI /IV/
Jangan
sembunyikan tangismu dariku
Kita
bersama bukan untuk menertawakan keterpurukkan
Bukan juga
untuk menangisinya sepanjang masa
Lupakah
kau ikrar kita: bersama tuk arungi samudera rasa
Jadi kau
boleh menangis malam ini.
Hanya
malam ini.
Kamar ke-7, 13 mar’12
0 komentar :
Posting Komentar
komentar yg membangun yach..