sejengkal di belakangmu



Lantai 2, 22 Feb’13
“Awaq mau Ayank berada sejengkal dibelakangku. Tak terlibat politik jahat. Cukup urus awaq sj. Siapkan teh manis atau sekadar senyum jika lelah melanda.”
selalu mengiringi langkahmu, harapku
Selangkah di belakangmu
Itu kalimatmu malam tadi kala kita berdebat tentang cagubsu. Aku yang bekerja di center salah satu calon gubernur Sumut dan kau yang bergabung di tim pemenangan calon lainnya memungkinkan kita untuk selalu memperdebatkan siapa yang lebih layak dipilih.
Aku tak begitu peduli tentang siapa yang harus kau dan aku pilih untuk jadi pemimpin provinsi ini. Toh kita sama-sama tau kebobrokan masing-masing calon tersebut. Tapi sebenarnya, kala kalimat di atas mengalir dari mulutmu. Aku ingin menjawab begini : “Percayalah, siapapun yang akan maju memimpin Sumut, kau satu-satunya yang kuharapkan jadi pemimpinku.”
Yah, itu satu-satunya harapku. Seperti juga pintamu –berada sejengkal di belakangmu-. Seperti saat kau menceritakan impianmu menjadi pemimpin di tanah kelahiranmu. Impianmu agar aku menjadi orang yang mendampingimu mewujudkan impian itu. Aku sangat berharap dapat melakukan itu. Sangat.
Kepada pria yang memimpikan hari depannya bersamaku. Kau adalah belahan jiwa yang entah kapan jadi nyata.
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com