Dan Lalu



puisi-puisi ini dimuat di Analisa pada September 2012. Terinspirasi dari... ehmm, kasih tau nggak yaaa.... eheheee...


DAN LALU /I/
Dan lalu, aku seperti berada dalam malam tanpa pagi
Bayang-bayang tanpa raga
Hanya sekelebat
Sekelebat bayang-bayang yang tak tahu jalan pulang
Sekelebat bayang-bayang yang terjebak gelap malam
Malam yang tak menemu pagi.
Kamar ke-7, 12 Mei’12

DAN LALU/II/
Dan lalu, masih saja wajahmu terpajang di dinding hatiku
Langit hatiku
Segala hatiku
Hingga pada jejak-jejak rindu, pun wajahmu yang terpajang
Kenapa hanya wajahmu?
Kenapa bukan jalan menujumu?
Kamar ke-7, 12 Mei’12

DAN LALU /III/
Dan lalu, ada segurat pelangi di garis senyummu
Kenapa harus sehabis hujan pelangi datang?
Kenapa harus dengan air mata kau bayar senyummu?
Kamar ke-7, 12 Mei’12

DAN LALU /IV/
Dan lalu, penantian menuntut kesabaran
Kesabaran menuntut keikhlasan
Keikhlasan yang sulit dibedakan dengan kepasrahan
Kepasrahan yang serupa tangisan tanpa air mata
Tangisan tanpa air mata yang serupa ketegaran
Ketegaran yang serupa bebatuan gunung
Bebatuan gunung yang dijadikan simbol keangkuhan
Keangkuhan yang sebanarnya hanya kedok kerapuhan
Kerapuhan yang kadang seperti ketakpastian
Dan lalu, aku terdiam di jalanan yang masih panjang : penantian selalu menawarkan ketakpastian.
Kamar ke-7, 12 Mei’12
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com