KARMA

Richa mengatakan ingin pergi dariku tadi malam. Aneh! Aku hanya diam membeku saja. Aku yakin, bukan itu yang diinginkan olehnya. Ia pasti ingin aku menahannya. Mengatakan bahwa aku tak sanggup kehilangannya. Tapi nyatanya aku hanya berdiam diri, bahkan saat ia benar-benar berjalan menjauh setelah mengecup bibirku dan membisikkan selamat tinggal di telingaku dengan tatapan perih penuh luka. Setelah itu, sepanjang tadi malam hingga pagi ini aku hanya merasa aneh dengan diriku sendiri. Aku merasa tak ingin melepaskannya tapi aku juga tak yakin jika masih ada rindu untuknya bila kami berjauhan. Hingga akhirnya kubiarkan saja langkahnya saat ia berpamitan hendak melanjutkan kuliah di Yogyakarta.
“Kamu yakin Zal, melepaskan Richa?” Indra sahabatku melontarkan pertanyaan yang membuatku tambah bingung siang ini.
“Richa itu cantik lo! Pintar lagi, dan setauku dia setia. Jadi, meskipun dia berada jauh darimu, kurasa tak perlu meragukannya” Indra berceloteh lagi. Kupingku terasa gerah mendengarnya. Niatku datang ke rumah Indra agar aku bisa lebih tenang ternyata tak terwujud, yang terjadi malah sebaliknya. Aku bertambah risau. Kulangkahkan kakiku menuju motorku di depan rumah Indra.
“Eh mau kemana?”
“Cari angin” jawabku sekenanya. Indra tak menyusul. Mungkin dia tahu aku sedang tidak mood.
Setelah hampir satu jam aku berputar-putar kota tanpa jelas arah tujuan, akhirnya kuparkirkan motorku di taman kota, tempat aku dan Richa pertama kali bertemu dua tahun lalu. Aku memilih duduk di bangku dibawah pohon rindang yang ada di taman itu. Beberapa kumbang sedang mengitari bunga mawar yang tumbuh di samping bangku tempatku duduk. Mataku memandang kesana.
 Indra benar, richa itu cantik, pintar dan setia. Aku yakin di Jogja sana ia bakalan seperti mawar yang di kerubungi kumbang itu. aku juga yakin meskipun akan banyak lelaki yang mengincarnya, ia tetap setia padaku. Tapi justru di situlah letak permasalahan sebenarnya. Aku percaya Richa setia, tapi aku tak yakin pada diriku sendiri. Aku tak dapat menjamin diriku bakal setia, apalagi sampai saat ini aku belum yakin bahwa aku benar-benar mencintainya meskipun kami sudah menjalin hubungan selama kurang lebih satu setengah tahun. Jika aku tetap menjalin hubungan dengannya, aku takut kesetiannya justru akan menyakitinya jika ternyata aku tak bisa setia.
***
Siang ini bandara Polonia terasa amat panas bagiku. Ada Richa yang duduk di sampingku. Sudah sejak sepuluh menit yang lalu ia ngelendot di bahuku. Sifatnya memang manja meski pada hal-hal tertentu dapat juga bersifat dewasa. Melihatnya seperti ini membuatku ingin mengurungkan niatku untuk mengakhiri hubungan kami. Aku kasihan padanya. Ah tidak-tidak! Aku tak ingin mengurungkan niatku hanya karena rasa kasihan. Justru lebih kasihan lagi jika kami tetap kukuh bersama padahal nanti bisa saja aku benar-benar tak setia…
“Zal!” suaranya hampir tak kudengar
“Ya”
Belum sempat kudengar Richa berbicara, pemberitahuan agar penumpang bergegas karena pesawat akan berangkat seperti membangunkan kami. Aku bangkit di iringi Richa. Dia menggenggam tanganku erat
“Jika suatu saat nanti kamu…”
“Ssst…” kuletakkan jari telunjukku di bibirnya dan berucap
“Tak ada kata jika suatu saat nanti Cha! Yang ada adalah kenyataan bahwa mulai saat ini kita harus menjalani hidup kita masing-masing. Jogja menawarkan banyak keindahan Cha! Kamu harus menikmatinya. Tak penting ada aku atau tidak disana. Life must go on! Aku merestuimu pergi dariku” ah…kalimat apa ini, meluncur begitu saja dari mulutku tanpa pernah kupersiapkan. Aku berkata seolah-olah aku benar-benar siap kehilangannya.
“Aku mencintaimu Erzal!” usai berkata begitu Richa menenteng kopernya dan berjalan menjauhiku. Sempat kulihat ia mengusap matanya. Aku tahu ia menangis, tapi aku bisa apa. Saat ini aku merasa menjadi orang yang sangat egois yang menyebabkan kekasihnya menangis hanya karena ia sendiri  bimbang apakah ia mencintai kekasihnya itu atau tidak. Padahal kalau saja ia tahu, tak penting apakah ia cinta atau tidak. Toh wanita itu mencintainya. Bukankah cinta tulus akan melahirkan cinta juga?! Aku tersentak oleh lamunanku sendiri.
***
Menjalani hari tanpa seorang Richa di sisiku ternyata bukan hal yang mudah. Banyak hal yang terasa hampa ketika harus kulewati sendiri sementara aku telah terbiasa bersamanya. Hal-hal sepeleh yang dulunya tak begitu aku pikirkan justru selalu membuatku teringatnya : memberi makan ikan mas koki pemberiannya, mencari tempat untuk makan malam, memilih siaran radio, memilih film yang akan di tonton dan hal-hal sepeleh lainnya. Awalnya aku berpikir ini hanya perasaan sesaat setelah perpisahan kami. Tapi nyatanya hingga sebulan lebih aku makin tersiksa oleh rasa kehilangan. Rindukah aku? Ah, terlalu cepat mengatakan ini rindu. Tapi jika tidak, lalu apa namanya?!
Aku merindukan Richa?! Benarkah? Aku berkata sendiri sambil senyum-senyum. “Tapi tidak-tidak! Aku tidak boleh rindu padanya. Kenapa tak boleh? Bukankah hal ini menjawab kebimbanganku selama ini? Rindu berarti cinta”. Kepalaku pusing dengan perdebatan-perdebatan hatiku sendiri.
“Hallo Cha apa kabar” akhirnya aku menelpon Richa
“Hai Zal! Kabar baik, kamu sendiri gimana”
“Kabarku kurang baik Cha! Aku…”
“Kurang baik kenapa! Kamu yang sabar ya, bagaimanapun keadaan kita, kita harus menjalaninya dengan sabar dan tetep semangat. Bukannya waktu itu kamu yang bilang ke aku kalau life must go on, iyakan?!” aku terbengong mendengar suara Richa yang renyah dan santai. Tak ada lagi bayangan kesedihan seperti di bandara waktu itu. Padahal sebenarnya tadi aku ingin bilang kalau aku rindu padanya. Tapi sepertinya aku tak perlu mengatakan itu sebab memang tak penting. Bukankah dulu aku yang menyuruhnya untuk tidak berandai-andai?. Aku yang memintanya untuk tidak menungguku. Aku yang..
“Za, kok diem?”
“Ah..enggak! aku Cuma kurang enak badan kok”
“ooo”
……
Kurasakan ada perih yang hadir di hatiku menyadari Richa sudah melupakanku sementara aku justru merindukannya.
***

dimuat di Waspada, Minggu 05 Juni 2011
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com