Anak Medan Punya Karya


SAHABAT DALAM HITAM DAN PUTIH

Judul                           : Topeng                     
Penulis                         : Quelle Idee
Penerbit                       : Mataniari Project
Tahun terbit                 : November 2011
Cetakan ke                  : I
Jumlah halaman           : 150 hlm; 20 cm
Harga                          : Rp. 20.000,-

“Kita selalu membicarakan hal-hal yang menyenangkan saja. Kita tidak pernah menceritakan masalah kita. Padahal, sahabatkan tempat kita berbagi. Kita menyimpan masalah kita sendiri. Betapa munafiknya kita. Membohongi diri sendiri dan orang lain. Kita seperti menggunakan topeng. Kenapa kita harus menggunakan topeng? Bukankah kita sahabar? Entahlah! Sepertinya kita harus melepas topeng kita agar kebersamaan ini pantas disebut persahabatan.”
Setia dalam suka dan duka. Persahabatan empat mahasiswa Universitas Negeri Medan dengan konflik tajam dikemas dalam bahasa sederhana dan ringan.  Melalui dialog-dialog ala mahasiswa yang berbeda-beda karakter, penulis yang merupakan Mahasiswa jurusan Bahasa Jerman di Unimed tersebut menyajikan gambaran kehidupan mahasiswa secara gamblang berikut dengan sisi lain yang tersimpan di baliknya.
Sahabat sejati adalah yang mampu menerima kekurangan dan tidak hanya kelebihan semata. Begitulah, novel yang terbit pada bulan November  2011 oleh penerbit Mataniari Project ini menyajikan cerita. Linda, Martini, Aiman, dan Tiwi yang menjadi tokoh utama adalah berbeda-beda latar belakang.
“Seks adalah candu. Dan aku adalah pecandunya. Aku selalu membayangkan kapan akan melakukan hal itu lagi dengan Herdi pacarku. Aku tumbuh menjad gadis lugu gadis lugu pecandu seks. Aku mulai membaca novel dan film porno. Akupun mencari Herdi-herdi yang lain. Sampai akhirnya aku bertemu dan menjadi simpanan Rendy, dosenku yang telah beranak tiga.” Linda terisak.
“Aku juga bukan Mer yang selalu kuat dan optimis yang seperti kalian bayangkan. Aku sangat rapuh. Sejak ibu dan kakakku meninggal, lalu ayahku menikah lagi rasanya hidupku dalam sepi. Aku miskin kawan! Makanya bajuku tak semodis kalian.”
“Hidup itu pilihan! Tapi aku tak pernah berani memilih apa yang menjadi pilihanku. Secara materi aku memang berkecukupan, tapi aku miskin keberanian. Hidupku tak ubahnya robot yang sudah deprogram oleh ayahku. Sayangnya, robot itu ternyata juga punya keingina tapi tak memiliki keberanian untuk membantah.” Mata Tiwi berembun.
“Aku gay.” Ucapan singkat Aim membuat keheningan.
Empat sahabat yang dipertemukan dalam penerimaan anggota kreatif itu telah bersama selama satu setengah tahun. Persahabatan yang mereka jalani memang penuh dengan warna-warni dan berbagai kebiasaan anak muda pada umumnya. Tapi lambat laun, keempatnya menyadari bahwa persahabatan tidak sebatas tertawa bersama, atau menghabiskan hari dengan kesenangan saja. Lebih dari itu, semestinya mereka  saling mengetahui keadaan satu sama lain dengan apa adanya tanpa rekayasa.
Sederhana dan mudah dipahami. Novel ber-setting kampus Universitas Negeri Medan ini menariknya menceritakan kejadian-kejadian lain di balik perantauan mahasiswa. Dalam penulisan kalimat-kalimat yang persis dengan bahasa pergaulan anak muda juga termaktub banyak  makna  dan lika-liku hidup yang seringkali tertutupi riasan wajah serta penampilan. Mahasiswa sekalipun nyatanya memiliki banyak sisi lain bahkan tabir kelam yang disembunyikan.
Monggo, silahkan order novel ini melalui admin blog :)
                                                                                    Sketsa Kontan, Suara Embun

(*) Penulis adalah Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Unimed.
Share on Google Plus

About nebula

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar

komentar yg membangun yach..

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com